22 Mei 2012

Mbah Rono, sang 'kuncen' akademik


Mbah Rono, sang 'kuncen' akademik
mbah rono. merdeka.com/Kapanlagi.com


Selain Mbah Maridjan, nama Mbah Rono cukup dikenal saat Gunung Merapi meletus pada 2010 lalu. Namanya tiba-tiba mencuat karena selalu memberikan informasi terkini kepada pers tentang aktivitas Gunung Merapi waktu itu.

Layaknya seorang juru kunci, pria dengan nama asli Surono ini bertugas memonitor setiap aktivitas gunung. Karena itu, saat Gunung Merapi waktu itu mulai menunjukkan amarahnya, Mbah Rono merupakan salah satu narasumber yang dapat dimintai keterangannya oleh wartawan dan berbagai pihak.

Meski sama-sama paham soal kondisi gunung, profesi Mbah Rono jauh berbeda dengan Mbah Maridjan. Mbah Rono adalah seorang doktor jebolan Universitas Savoei, Prancis, yang menjabat sebagai Kepala Pusat Vulkonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, atau dengan kata lain Mbah Rono bekerja berdasarkan ilmu sains yang dipelajarinya.

Sementara Mbah Maridjan adalah sang juru kunci Gunung Merapi yang diyakini sebagian orang memiliki kemampuan mistis untuk menjaga Merapi.

Sebutan 'Mbah' kepada pria kelahiran 8 Juli 1955 ini pertama kali datang dari Ibu Ani Yudhoyono. Saat itu istri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu bercanda dengan memanggilnya Mbah Rono, karena dianggap paling tahu soal aktivitas Gunung Merapi.

Meski seorang doktor, Surono tidak keberatan dipanggil dengan sebutan 'Mbah' yang hingga kini terus melekat pada dirinya.

Akibat keahlian yang dimilikinya itu, Mbah Rono sempat diminta menjadi juru kunci Gunung Merapi, setelah mendiang Mbah Maridjan wafat pada musibah meletusnya Gunung Merapi 2010.

Namun, sang kuncen gunung akademik itu tak mau menerimanya. Dia mengaku tak pantas menduduki posisi juru kunci. Karena itu, dia menyerahkan posisi juru kunci Gunung Merapi dijabat oleh warga sekitar Gunung Merapi.
[war]

 http://www.merdeka.com/peristiwa/mbah-rono-sang-kuncen-akademik-3.html